Sabtu, 03 Juni 2017

Pengoperasian Pompa

1. Persiapan sebelum menghidupkan pompa 
- Putar pompa dengan tangan untuk memeriksa arah putaran. Jika gerakannya lamban atau tidak s
eimbang berarti ada komponen pompa yang berkarat, atau Gland Packing-nya terlalu kencang.
- Lepaskan baut kopling & motor, mulai hidupkan pelan-pelan untuk memeriksa arah putaran. Pompa harus berputar searah jarum jam dilihat dari putaran motornya. Kencangkan baut kopling setelah pemeriksaan selesai dilakukan.
- Pancinglah pompa, pengoperasian pompa tanpa pemancingan akan menyebabkan kerusakan. Bukalah katup pembuangan udara dan pancinglah pompa. Jika pipa telah terisi air maka pompa dapat dipakai untuk mengisi pipa pembuangan. Bukalah katup hisap, katup buang dan katup pembuang udara untuk memancing.
- Putarlah pompa dengan tangan saat pemancingan untuk membuang udara di dalam Casing.

2. Pengoperasian 
- Tutup katup pembuang udara dan katup pembuangan setelah pemancingan selesai dilakukan. Jika ada buka katup hisap secara penuh.
- Tekan Saklar ON dan OFF sebanyak 2 kali atau 3 kali untuk memeriksa kondisi pengoperasian. Pasanglah penutup kopling setelah pemeriksaan selesai dilakukan.
- Mulailah secara terus menerus atau bertahap membuka katup buang.
- Periksalah tekanan, arus, getaran dan kebisingan dalam kondisi normal. Keran Pressure Gauge dan Compound Gauge harus tertutup rapat, jika terbuka akan menyebabkan komponen tersebut rusak.
- Jika tidak terdapat Check Valve pada pipa buang, tutuplah Sluice Valve pada pipa buang saat mematikan pompa. Tutup saklar setelah Sluice Valve tertutup rapat.
- Pengoperasian selanjutnya dapat dilakukan tanpa pemeriksaan lagi dengan catatan semua dalam kondisi normal. 

Selasa, 16 Mei 2017

Klasifikasi Pompa Centrifugal

 Ada beberapa klasifikasi / penggolongan pada pompa centrifugal, diantaranya yaitu : 

A. Berdasarkan Letak Poros / Shaft
Di tinjau dari letak poros atau letak Shaft, pompa centrifugal dibedakan menjadi 2 (dua) bagian : 

Pompa Horizontal, yaitu pompa yang letak porosnya sejajar dengan kaki-kaki (baseplate) pompa. 
Jenis pompa ini antara lain : 

1. Pompa Horizontal dengan kaki di bawah kursi bantalan. 
2. Pompa Horizontal dengan kaki di bawah rumah pompa. 
3. Pompa Horizontal Centre Line Mounted
Digunakan pada Fluida yang mempunyai suhu tinggi dan dapat mengakibatkan pemuaian pada material. Untuk menghindari pompa menjadi bengkok di atas pondasi, maka dibuat penunjang pompa pada sumbu horizontal. 
4. Pompa Horizontal Monoblock (Close Coupled) 
Dilakukan untuk membatasi ukuran pompa dan motor, maka pompa motor ini dipasang bergandengan sebagai satu kesatuan. Biasanya kipas pompa dipasang pada poros motor, atau secara terpisah menggunakan Sleeve Cooling dan Motor Standard. 
5. Pompa Horizontal In-Line (Close Coupled) 
Pompa ini tanpa baseplate (penunjang), akan tetapi pompa ditopang pada saluran pipa. Sehubungan dengan bobotnya, maka kapasitas dari jenis pompa ini relatif kecil (terbatas). 

Pompa Vertical, yaitu pompa yang letak porosnya tegak lurus dengan kaki-kaki (baseplate) pompa. 
Jenis pompa ini antara lain : 

1. Pompa Vertical In-Line 
2. Pompa Submersible (pompa benam) dengan pipa pelindung yang terpisah. Biasanya pelumasan bantalan poros dengan oli. 
3. Pompa Submersible (pompa benam) dengan pipa pelindung poros dan pipa tekan sebagai satu bagian (tergabung). Biasanya pelumasan bantalan poros menggunakan cairan yang dipompa. 
4. Pompa Submersible (pompa benam) dimana pompa dan motornya sama-sama dibenamkan dalam fluida. 

B. Berdasarkan Letak Pompa
Di tinjau dari letak pompa, pompa centrifugal dibedakan menjadi 2 (dua) bagian : 

1. Dry Tipe (Tipe Kering) 
Untuk tipe ini, pompa ditempatkan pada tempat kering tanpa dibenamkan pada fluida yang akan dipindahkan. Jadi dibutuhkan pipa hisap sebagai penyambungnya. 

2. Wet Type (Tipe Basah) 
Untuk tipe ini, pompa ditempatkan langsung atau dibenamkan pada fluida yang akan dipindahkan. 
Tipe pompa ini masih diklasifikasikan lagi menjadi 2 bagian, yaitu : 
a. Submersible Pump : Pompa terbenam pada fluida akan tetapi motor penggeraknya tidak dibenamkan
b. Submersible Motor Pump : Pompa dan motor penggeraknya sama-sama dibenamkan dalam fluida yang akan dipindahkan 

C. Berdasarkan Sistem Penghisapan
Di tinjau dari cara kerja, pompa centrifugal diklasifikasikan menjadi 2 (dua) bagian : 

1. Centrifugal Self Priming Pump 
Pompa dengan tipe ini dirancang agar mampu memberikan kevacuman tertentu terhadap instalasi suction / hisap. Dengan kata lain bahwa operasi pompa tidak selalu membutuhkan air pancingan pada instalasi Suction. 

Catatan : 
Sebaiknya ujung bawah pipa suction diberi Foot Valve, dan diberi air pancingan pada saat pertama kali pompa dioperasikan (Trial Run). 

2. Centrifugal Non-Self Priming Pump 
Pompa dengan tipe ini dirancang agar mampu memberikan kevacuman tertentu terhadap instalasi suction / hisap. Dengan demikian pompa ini membutuhkan cairan yang penuh pada instalasi atau pipa suction pada setiap operasi. 


Rabu, 10 Mei 2017

Pompa Deep Well



Selain menjual pompa hydrant, PT. Cahaya Sakti Mandiri juga menjual Pompa Deep Well dengan berbagai ukuran maupun merk sesuai kebutuhan dan permintaan.

Adapun yang di maksud dengan Pompa Deep Well atau pompa sumur dalam adalah pompa yang digunakan untuk mentransfer air dari sumbernya. Sumber air tersebut biasanya berupa sumur bor yang dalamnya puluhan meter ke dalam tanah. Sistem kerjanya dengan cara pompa dimasukkan ke dalam sumur sehingga terendam air beberapa puluh meter, dioperasikan secara manual dan otomatis melalui panel kontrol. 
Dalam sistem operasi otomatis, pompa diperintahkan bekerja atau berhenti oleh panel kontrol berdasarkan sinyal dari Water Level Control (WLC) yang dipasang di dalam bak penampungan (Water Tank). Jika level air pada Water Tank turun mencapai titik Setting ON, maka pompa akan bekerja. Sebaliknya jika level air pada Water Tank naik mencapai titik OFF, maka pompa akan berhenti bekerja. 

Selasa, 25 April 2017

Cara Menentukan Kapasitas dan Total Head Pompa Pemadam Kebakaran

Grafik Standar Penentuan Flow (Kapasitas) dan Total Head Pompa Hydrant :


Sebuah gedung dengan ketinggian 16 lantai, asumsi per-lantai adalah 4 meter dengan proteksi gedung menggunakan pompa hydrant dan sprinkler. Maka berapa Total Head / tekanan dan Flow / kapasitas pompa tertinggi yang direkomendasikan untuk kebutuhan gedung tersebut? 

Jawabnya adalah : 

                 1.  Total Head / Tekanan 

Tinggi gedung                         =  jumlah lantai x tinggi lantai
                                                =  16 x 4
                                                =  64 meter

Pressure pada ujung Nozzle yang dibutuhkan adalah 4,5 bar (ini adalah Standar Pemadam Kebakaran Indonesia, karena gedung tersebut termasuk klasifikasi resiko kebakarang ringan).

Jadi, Total Head / Tekanan pompa yang dibutuhkan gedung ini adalah :
                                                =  64 meter (6,4 bar) + 4,5 bar
                                                =  110 meter (11 bar)

                  2.  Flow / Kapasitas Pompa 
Dikarenakan gedung ini menggunakan hydrant dan sprinkler, maka menurut standar Flow yang dibutuhkan adalah sebagai berikut : 

Hydrant                                    =  500 USGPM 
Sprinkler                                  =  300 USGPM 
Total                                        =  800 USGPM 

Jadi,
Flow Maksimal                        =  150 % x 800
                                                =  1,5 x 800
                                                =  1200 USGPM
Total Head Maksimal              =  11 x 140 %
                                                =  11 x 1,4
                                                =  15,4 bar

Perhitungan di atas mengacu pada luas Area kira-kira 50 meter x 100 meter, perhitungan tersebut tidak berlaku untuk gedung dengan Areal / cakupan luasnya tidak standar (misalnya panjang x lebar Areal 400 meter x 300 meter).


Kamis, 13 April 2017

Jenis Impeller Pompa

Pada Centrifugal Pump salah satu bagian yang sangat menentukan adalah Impeller (kipas). Bentuk dan model kipas akan menentukan penggunaan dan kemampuan dari pompa tersebut.

Berikut jenis-jenis Impeller serta penggunaannya :
1.      Peripheral Impeller

Dipergunakan untuk Fluida yang bersih. Pada umumnya kapasitas pompa relatif  kecil dan tekanan / pressure relatif tinggi.






2.      Close Impeller


Dipergunakan untuk Fluida yang bersih. Pada umumnya kapasitas relatif besar dan tekanan / pressure juga relatif tinggi.





3.      Semi Open Impeller


Dipergunakan untuk Fluida yang agak kotor dan terdapat partikel-partikel kecil serta mengandung gas.






4.      Open Impeller


Dipergunakan untuk Fluida yang agak kotor dan mempunyai partikel-partikel kecil serta terdapat kandungan gas.






5.      Non-Clogging Impeller


Dipergunakan untuk fluida yang mengandung kotoran-kotoran, benda padat, maupun partikel-partikel tertentu serta kekentalan tertentu. Tipe Impeller ini dipilih untuk menghindari kemacetan pada Impeller.






6.      Propeller

Dipergunakan untuk air bersih maupun air kotor yang mempunyai partikel. Pada umumnya kapasitas besar akan tetapi tekanan / pressure rendah.

Jumat, 31 Maret 2017

Cara Memilih Pompa Transfer



Pengertian pompa transfer secara umum adalah pompa yang berfungsi untuk memindahkan liquid / cairan dari satu penampungan ke penampungan lainnya.
Jenis pompa transfer yang paling umum ada 5 jenis, yaitu :

Centrifugal End Suction,
Centrifugal Multistage (terdiri dari Horizontal & Vertical Multistage),
Centrifugal Close Coupled,
Horizontal Split Casing &
Self Priming.

Pertanyaannya, bagaimana cara memilih pompa yang tepat dengan 5 jenis pompa tersebut?

- Yang pertama harus mengetahui terlebih dahulu liquid / cairan yang akan ditransfer / dipindahkan
   Apakah air biasa? air bersih?
- Yang kedua besar debit liquid / air yang akan ditransfer
- Yang ketiga temperatur liquid / air
- Yang keempat posisi bak penampungan / sumber liquid / air ke penampungan kedua
- Yang kelima jarak jaringan pipa delivery / buang dan pipa hisap / sedot

Untuk air bersih dengan suhu di bawah 80°C dan debit relative kecil antara 50 – 100 liter per menit (l/min) dengan total head / daya dorong 10 – 35 meter yang paling cocok adalah pompa tipe Close Coupled, akan tetapi apabila total head sudah di atas 100 meter menggunakan tipe Vertical Multistage.

Untuk air kotor dengan debit antara 150 – 7000 l/min dan total head / pressure antara 35 – 130 meter yang paling cocok adalah menggunakan tipe Centrifugal End Suction dan Horizontal Split Casing.

Untuk air kotor dengan debit antara 100 – 3000 l/min akan tetapi total head hanya pada kisaran 5 – 25 meter yang paling cocok adalah jenis Self Priming, karena pompa jenis ini biasanya untuk pertanian dan perkebunan dengan harga yang relatif lebih murah.

Jenis pompa transfer yang daya hisapnya sangat rendah adalah tipe Vertical Multistage, karena pompa jenis ini lebih cocok untuk pendorong, artinya dengan daya hisap yang rendah tetapi daya dorongnya bisa lebih tinggi.

Dari uraian di atas jelas bahwa cara pemilihan pompa transfer bukan didasarkan pada debit / kapasitas dan total head / pressure saja, akan tetapi ada beberapa faktor yang membuat pemilihan pompa lebih tepat agar sesuai dengan aplikasi di lapangan dan mengurangi tingkat resiko kerusakan terhadap pompa. 


Kamis, 23 Maret 2017

Pompa Hydrant Cikarang

Paket Pompa Hydrant Proyek PT. Glitter Indonesia - Jababeka I, Cikarang


PT. Cahaya Sakti Mandiri mensuplai Paket Pompa Hydrant untuk daerah Cikarang.